Kamis, 18 Desember 2008

cara membaca alam

Membaca tanda-tanda alam sebelum bertani
Pada masyarakat yang berpekerjaan sebagai pertani, sebelum adanya sumber informasi memadai tentang iklim. Mereka menggunakan alam sebagai penunjuk untuk memulai kegiatan bertani atau yang biasa disebut Pratamangsa.
1. Melihat bintang timur
biasanya terlihat pada pukul 3 pagi. Bintang timur adalah bintang terterang dari pada bintang lainya dan berada pada wilayah timur.
2. Melihat bintang berbentuk rangkaian bajak di langit
Pertanda baik untuk memulai pertanian
3. Melihat pohon bambu
Selama musim kemarau daun-daun yang terdapat pada batang bambu men galami pengeringan yang berwarna coklat. Pada saat hujan pertama daun-daun tersebut rontok dan jatuh ketanah. Pada saat hujan kedua tumbuh rebung yang menandakan untuk memulai bertani.
4. Tanaman Ancung
Merupakan tanaman yang menghasilkan bau menyengat seperti bau bangkai. Pada saat tanaman tersebut menghasilkan bau yang menyengat maka itu merupakan pertanda akan turunnya hujan.
5. Angin yang berputar-putar membawa butiran air
Merupakan pertanda turunya hujan.
6. Burung (berbunyi guk,,,guk,,,guk,,,)
Burung ini diam pada siang hari, namun aktif pada malam hari untuk mencari makan. Bentuknya mirip burung hantu. Burung ini merupakan pertanda turunya hujan pada musim hujan.
7. Serangga Tonggeret
Meningkatnya populasi dari hewan ini merupakan pertanda bahwa akan terjadinya perpindahan musim dari musim hujan kemusim kemarau .
8. Tahun alif, wauw, b dsb.
Merupakan tahun yang mirip dengan tahun-tahun cina, yang pada setiap tahun terdapat ramalan-ramalan. Pada ramalan ini biasanya menanyakan kepada sesepuh desa.
9. Tampak awan mendung pada puncak gunung.
Pada kejadian alam ini tampak bayangan awan mendung pada puncak gunung, berupa bayangan gelap. Ini merupakan pertanda akan turunya hujan.
10. Pergantian cuaca yang cepat
Pada kejadian ini, terjadi pergantian cuaca yang cepat. Misalnya, pada siang hari cuaca amat panas, diperkirakan pada sore hari akan turun hujan.
11. Burung- burung yang bergerombol
Pada kejadian ini burung-burung keluar dari sarangnya dengan cara bergerombol seperti burung perkutut, burung gereja, burung pipit dan burung tekukur. Kejadian ini, merupakan pertanda akan berpindahnya musim. Dari musim hujan kemusim kemarau. Hal ini dapat disebabkan, sarang burung panas sehingga mereka mengungsi, untuk mencari sarang yang lebih sejuk.
12. Letak matahari
Pada peristiwa ini, matahari mempunyai peran dalam tata letaknya, jika matahari terletak mencondong ke selatan maka diperkirakan akan musim kemarau, sedangkan jika matahari contong ke utara maka diperkirakan akan mulai musim hujan.
13. Hewan turaes
Biasanya pada perpindahan musim hujan kemusim kemarau ditandai dengan meningkatnya populasi hewan turaes.
14. Bintang kerti
Pada zaman dahulu biasanya, pada pagi dini hari sekitar jam 4, petani melihat sekumpulan bintang yang berkumpul atau yang biasa disebut bintang kerti. Jika tampak bintang kerti, maka dipierkirakan akan mulai musim kemarau.
15. Arah angin
Angin yang berhembbus juga dapat dijadikan sumber informasi. Jika angin berhembus dari daerah timur maka akan mulai musim hujan, sedangkan jika angin berhembus dari daerah selatan maka diperkirakan akan musim kemarau.
16. Sarang laba-laba
Pada musim kemarau sarang laba-laba akan terbentuk secara horizontal, menjelang pergantian musim (pancaroba), masa dimana terjadi perubahan kelima elemnt semesta karena perubahan musim. Menjelang musim hujan letak sarang laba-laba menjadi vertikal.
17. Penampakan dari hewan peliharaan
Pada kejadian ini, pada saat mejelang musim hujan biasanya hewan peliharaan seperti ayam. Tampak nguyung atau sakit-sakitan serta lemas.
Namun menurut Pak Sidin pada saat ini alam susah diprediksi dikarenakan alam sudah tak seperti dahulu lagi. Sekarang sudah banyak polusi dari pembakaran bahan bakar, hutan-hutan yang dibuat gundul untuk kepentingan ekonomi, dan banyak lagi.
Menurut pek darsa, keadaan alam sekarang kurang bagus. Biasanya pada masyarakat dahulu disebut Malik Jarami.
Menurut pak Nono pada saat ini masyarakat bisa dikatakan jarang menggunakan cara-cara tradisional untuk memulai bertani, hal ini dikarenakan prinsip-prinsip tersebut sudah tidak tepat karena perubahan iklim yang drastis. Oleh sebab it, pak Nono sebagai penyuluh pertanian dalam memprediksi hujan biasanya berkoordinasi dengan BMG( Badan Meteorologi dan Geofisika) dan menganalisis dengan membaca cuaca dalam kurung waktu tiap 5 tahun,
so,,qt sebagai generasi muda jangan melupakan tradisi nenek moyang qt,,
coz gak ada lagi nyang kayak gini selai didunia indonesia tercinta,,,
@yakod@? mari belajara bersama,,

saat untuk mecoba,,

aduhh ini dia blog yg telah lama qu tinggalkan,,,
saatnya untuk kembali memulai dengan yang baru,,,
okeh,,
waw gw ketua MUBEs uy,,,
mantafs,,,